'Teman Tapi Menikah'
Belakangan lagi booming slogan kayak diatas, entah gue kemakan slogan itu atau emang dasarnya engga bisa memulai suatu hubungan yang berkaitan sama 'hati' tanpa melewati step pertemanan dulu, gue jadi tim yang pro banget sama paham yang setuju kalo nikah sama orang yang jelas tau kita dari bagus sama sejelek - jeleknya itu bakal lebih enak kuy, lebih ngadaptasi, lebih nyaman, yaaa lebih apa adanya aja dari awal dan bukan karena ada apanya (?)
Namanya udah usia dewasa, catet ya dewasa loooh, D E W A S A yaaa, buka tua -_-
Dengan status tuna asmara yang belum juga di upgrade, otomatis pembicaraan ngga akan jauh dari nama nya 'nikah'. Apalagi musim lebaran gini, udah ngga bisa dihitung lagi berapa 'kapan' yang gue kumpulin, kalo ditumpuk bisa kali buat nambal aspal bolong dijalan.. Yassalam..
Tapi yasudah lah yaaa, gue anggap itu jadi doa baik, paling engga biar gue ngga keasikan damai dengan kejombloan ini. Harus lebih semangat lagi melancarkan misi pencarian jodoh #ealah
Anyway, by the way, bus way..
Balik lagi ke Teman Tapi Menikah, gue pernah baca dimana gitu yaaa. Mungkin di barisan quotes galau yang gue simpen di gallery (ups), bahwasanya.. 'Jodoh paling dekat itu adalah sahabat', nah kan gue jadi mulai lirik lirik sekitar, ya ada benernya juga, ngapain gue nyari jauh jauh, ya kali ada sahabat gue yang masih menyandang status tuna asmara juga ð
Mending yang jelas gue tau orangnya, gue hapal mati kelakuannya, gue juga udah ngga perlu jaim belagak gaya manis bak tuan puteri padahal aslinya slengek an abis.. Tapi siapa ya? Nah loh, siapa?
Masih aja bingung padahal udah nyari sasaran yang deket ð
Btw ini lebaran ke 4, masih boleh mohon nafkah lahir dan batin kan ya? Eh, mohon maaf maksudnya.
-aini-
Partner 'Teman Tapi Menikahmu', mungkin?
Senin, 18 Juni 2018
Rabu, 15 November 2017
Duhai hati yang kian rapuh
Duhai kuat yang tak lagi setangguh dahulu..
Dengarkankah ceritaku yang lambat-lambat menyusupi mu,
karena tempatku mengadu sedang jemu
karena mungkin ceritaku tak lagi nyata baginya, palsu..
bahkan untuk mengaduh betapa sesaknya dada dan perihnya lilitan butir kecil diperut ini, aku sudah menyerah..
yang kudapat akan sama, sangkaan rekayasa semata.
Syukurlah sejak dulu,
aku sudah mencukupkan diri dengan menelan pahit ini sendiri
wahai pilu yang sedang gigih menggebu, cabutlah perlahan derita ini
aku siap. pergi, selamanya..
Duhai kuat yang tak lagi setangguh dahulu..
Dengarkankah ceritaku yang lambat-lambat menyusupi mu,
karena tempatku mengadu sedang jemu
karena mungkin ceritaku tak lagi nyata baginya, palsu..
bahkan untuk mengaduh betapa sesaknya dada dan perihnya lilitan butir kecil diperut ini, aku sudah menyerah..
yang kudapat akan sama, sangkaan rekayasa semata.
Syukurlah sejak dulu,
aku sudah mencukupkan diri dengan menelan pahit ini sendiri
wahai pilu yang sedang gigih menggebu, cabutlah perlahan derita ini
aku siap. pergi, selamanya..
Kamis, 02 November 2017
Hi!
Menghindari fitnah sebagai blogger murtad, akhirnya gue akhiri masa hibernasi ini sejenak.
Nyaris setahun blog ini ngga terjamah dan gue ngerasa bakat bang toyib yang ngga pulang ke bini dan anaknya mulai keciprat ke gue :')
Setahun lebih berlalu dan banyak hal yang telah berubah, mulai dari jumlah siswa yang cuma satu rombel sekarang udah lima rombel. Belom lagi sama perubahan berat badan yang 52 kg sekarang udah mau 56 kg (what the ?!). Ditambah dengan perubahan status temen-temen gue yang tadinya setia menjabat sebagai tuna asmara kini udah banyak laris manis jadi istri orang, bahkan ada yang udah hamil anak ketiga! Oh meeennnn~
Ada perubahan yang membuat kita jadi sosok yang lebih baik, sebagian membuat kita menjadi manusia yang terpuruk.
Satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah dengan beradaptasi dengan perubahan, bertahan dan yakin bahwa kita akan mampu melewatinya.
Ibarat seekor kupu-kupu, yang tidak akan menjadi indah tanpa melewati masa metamorfosis dari seekor ulat, begitu pula kita yang tidak akan menapaki kesuksesan tanpa berbagai tahap perih-pahit nya perjuangan hidup :')
Fighting !
Jumat, 22 April 2016
E x p e c t a t i o n (?)
Zara, salah satu siswi gue adalah tipe anak yang perfeksionis dan dominan. Dia paling ngga bisa lihat nilai, karya atau usaha orang lain yang lebih baik dari dia. Sepersekian persen sih bagus, cuma menurut gue sifat yang demikian perlu dapat arahan khusus supaya dia bisa menempatkannya dengan sikon yang lebih tepat.
Kayak kemarin pas acara 'Peringatan Hari Kartini', ada beberapa jenis lomba yang pada akhir acara kita umumkan pemenangnya., Zara yang yakin dia menang di beberapa lomba itu kelihatan kecewa banget pas tau bukan dia yang jadi juara satunya :')
Ekspektasi.
Adalah hal yang wajib kita miliki supaya bisa mencapai batas atas target yang udah di list.
Orang yang ngga punya ekspektasi gue rasa hidupnya bakalan melempem kayak kerupuk di kuahin *aduh kangen kerupuk kuah di gedung C UNAND -__-
Tapiiiiii, over expectation juga bisa jadi semacam racun mematikan disaat kita ngga siap menerima hasil akhir yang jauh dibawah apa yang kita expect tersebut.
Zara menurut gue adalah tipe yang punya high expectation tapi ngga ngedoping dirinya sama kekuatan pamungkas untuk menerima kemungkinan terburuk.
Bahaya? Jelaaaas..
Hal ini mungkin semacam ada relasinya sama orang-orang yang ngerasa di PHP-in kali ya..
Ketika satu pihak merasa dipermainkan, digantung, ditarik ulur *asli, gue bukan curhat :))
Lalu kemudian nangis dibawah shower 7 hari 7 malam meratapi nasibnya yang ngga kunjung dikasi kejelasan, atau lebih parah justru ditinggalin gitu aja. naudzubillah...
Nasib para tuna asmara sepertigue ini kadang suka miris, punya temen banyak dibilang player. udah nentuin satu, eh ngga juga jelas. fiuuuuhh~
Gue bukan tipikal orang yang biasanya punya ekspektasi terlalu tinggi, karena sejatinya gue agak minderan dan lebih suka berada pada zona nyaman.
Ketika gue merasa kecewa karena sesuatu hal itu ngga sesuai sama apa yang gue bayangkan, gue bakal agak emosional dan uring-urinngan. Bagi sebagian orang mungkin menyebalkan, tapi lo mesti paham gue jauh lebih sebel disini :3
Agak bingung cara mengakhiri tulisan kali ini.
Ngga tau kenapa~
Ya pokoknya gitu aja deh yaaa...
One thing for sure,
Once you have a higher expectation, you have to make sure you are ready for any consequences behind.
Once your expectation is failed, no worries. You just need to give yourself some breathes, then you can make another expectations. It can be higher, it can be stated or it can be lower. Depends.
Do not loose hope, good people :)
Kayak kemarin pas acara 'Peringatan Hari Kartini', ada beberapa jenis lomba yang pada akhir acara kita umumkan pemenangnya., Zara yang yakin dia menang di beberapa lomba itu kelihatan kecewa banget pas tau bukan dia yang jadi juara satunya :')
Ekspektasi.
Adalah hal yang wajib kita miliki supaya bisa mencapai batas atas target yang udah di list.
Orang yang ngga punya ekspektasi gue rasa hidupnya bakalan melempem kayak kerupuk di kuahin *aduh kangen kerupuk kuah di gedung C UNAND -__-
Tapiiiiii, over expectation juga bisa jadi semacam racun mematikan disaat kita ngga siap menerima hasil akhir yang jauh dibawah apa yang kita expect tersebut.
Zara menurut gue adalah tipe yang punya high expectation tapi ngga ngedoping dirinya sama kekuatan pamungkas untuk menerima kemungkinan terburuk.
Bahaya? Jelaaaas..
Hal ini mungkin semacam ada relasinya sama orang-orang yang ngerasa di PHP-in kali ya..
Ketika satu pihak merasa dipermainkan, digantung, ditarik ulur *asli, gue bukan curhat :))
Lalu kemudian nangis dibawah shower 7 hari 7 malam meratapi nasibnya yang ngga kunjung dikasi kejelasan, atau lebih parah justru ditinggalin gitu aja. naudzubillah...
Nasib para tuna asmara seperti
Gue bukan tipikal orang yang biasanya punya ekspektasi terlalu tinggi, karena sejatinya gue agak minderan dan lebih suka berada pada zona nyaman.
Ketika gue merasa kecewa karena sesuatu hal itu ngga sesuai sama apa yang gue bayangkan, gue bakal agak emosional dan uring-urinngan. Bagi sebagian orang mungkin menyebalkan, tapi lo mesti paham gue jauh lebih sebel disini :3
Agak bingung cara mengakhiri tulisan kali ini.
Ngga tau kenapa~
Ya pokoknya gitu aja deh yaaa...
One thing for sure,
Once you have a higher expectation, you have to make sure you are ready for any consequences behind.
Once your expectation is failed, no worries. You just need to give yourself some breathes, then you can make another expectations. It can be higher, it can be stated or it can be lower. Depends.
Do not loose hope, good people :)
-aini-
tough girl to face the consequences
Kamis, 21 April 2016
Happy Kartini's Day 2016
Let the pictures tell you everyting :D
Dengan persiapan ala the power of kepepet, kelar juga acara peringatan Hari Kartini. We have a very fun activities !
Love you, kiddos.
Kamis, 14 April 2016
Cross your border!
because your body needs some rests..
Kemarin gue ngedrop lagi, kepala rasanya mau pecah, badan kayak ngegantung ngga ada pijakannya. Dan tetep, hari ini gue masuk kerja, berharap energi positif dari anak-anak bisa bikin stamina balik.
Kadang gue mikir, emang pernah badan gue bener-bener fit? HAHAHA.
Psoriasis tercinta, yang di anugrahi Allah buat menemani hari-hari gue membuat gue sedikit terbatas dalam merasakan nikmat sehat. Eveeeen, gue bersyukur nikmat-nikmat yang lain selalu melimpah.
Alhamdulillah..
Di umur segini, gue kesel masih aja suka bikin mama sedih, wajah mirisnya ngga bisa beliau pungkiri tiap kali ngeliat gue collapse. Si mama cemas, ga ada cowok yang bisa menerima gue, dan selalu aja bilang "aini jangan takut, yang ngga mau sama aini itu bodoh.. karena aini orangnya baik", kalimat semacam ini adalah refleksi dari ketakukan beliau sendiri :)
Mama takut kali ya, anaknya ngga bakal nemuin jodoh yang ikhlas menerima gue apa adanya.. hehe..
Kalo gue?
Ah, gue mah udah terlanjur capek buat mikirin hal begitu.
Ikhtiar sih iya, tapi pada akhirnya gue akan sangat menerima kalau kalauuu si babang jodoh keberatan setelah gue ceritain semuanya..
Orang yang ada disekitar gue, bakal liat gue biasa-biasa aja. Sama kayak perempuan lainnya..
Karena gue termasuk artis sekelas Angelina Jolie kalau masalah akting, wkwkwk.
Kepala gue, ngga pernah bener-bener kalem, selalu denyut denyut nyeri.. kulit bagian belakang, selalu perih, apalagi kalo lagi keringetan, that's why gue ngga bisa kena panas terlalu lama, kambuuuh :)
Jari gue? mau jujur? dipake buat nulis aja nyut-nyutan. Apalagi ngetik, ngangkat barang dsb.
Tapi apa menurut kalian ada orang yang bisa hidup hanya dengan mengeluh? Tentu tidak.
Gue yakin, tiap orang dikasi rasa kuat dan beginilah cara gue ngebentengin diri.
Dengan segala support dari orang-orang terdekat, gue bisa bertahan dengan psoriasis yang udah 14 tahun jadi sahabat karib gue :D
Mohon doanya biar gue bisa selalu tersenyum dan memberikan kebahagiaan buat orang-orang yang gue sayang. Karena bahagia gue, sesederhana itu..
I believe Allah is the best planner, I just have to struggle to make my life worth it for the people around :)
For whom has read this part, wether you are a healthy people or you got cancer or anything, let us fight it together. Cross the border. Get out of your box. Life is too short to be wasted with a boring way, we need some vibrates! ciayow!
Kemarin gue ngedrop lagi, kepala rasanya mau pecah, badan kayak ngegantung ngga ada pijakannya. Dan tetep, hari ini gue masuk kerja, berharap energi positif dari anak-anak bisa bikin stamina balik.
Kadang gue mikir, emang pernah badan gue bener-bener fit? HAHAHA.
Psoriasis tercinta, yang di anugrahi Allah buat menemani hari-hari gue membuat gue sedikit terbatas dalam merasakan nikmat sehat. Eveeeen, gue bersyukur nikmat-nikmat yang lain selalu melimpah.
Alhamdulillah..
Di umur segini, gue kesel masih aja suka bikin mama sedih, wajah mirisnya ngga bisa beliau pungkiri tiap kali ngeliat gue collapse. Si mama cemas, ga ada cowok yang bisa menerima gue, dan selalu aja bilang "aini jangan takut, yang ngga mau sama aini itu bodoh.. karena aini orangnya baik", kalimat semacam ini adalah refleksi dari ketakukan beliau sendiri :)
Mama takut kali ya, anaknya ngga bakal nemuin jodoh yang ikhlas menerima gue apa adanya.. hehe..
Kalo gue?
Ah, gue mah udah terlanjur capek buat mikirin hal begitu.
Ikhtiar sih iya, tapi pada akhirnya gue akan sangat menerima kalau kalauuu si babang jodoh keberatan setelah gue ceritain semuanya..
Orang yang ada disekitar gue, bakal liat gue biasa-biasa aja. Sama kayak perempuan lainnya..
Karena gue termasuk artis sekelas Angelina Jolie kalau masalah akting, wkwkwk.
Kepala gue, ngga pernah bener-bener kalem, selalu denyut denyut nyeri.. kulit bagian belakang, selalu perih, apalagi kalo lagi keringetan, that's why gue ngga bisa kena panas terlalu lama, kambuuuh :)
Jari gue? mau jujur? dipake buat nulis aja nyut-nyutan. Apalagi ngetik, ngangkat barang dsb.
Tapi apa menurut kalian ada orang yang bisa hidup hanya dengan mengeluh? Tentu tidak.
Gue yakin, tiap orang dikasi rasa kuat dan beginilah cara gue ngebentengin diri.
Dengan segala support dari orang-orang terdekat, gue bisa bertahan dengan psoriasis yang udah 14 tahun jadi sahabat karib gue :D
Mohon doanya biar gue bisa selalu tersenyum dan memberikan kebahagiaan buat orang-orang yang gue sayang. Karena bahagia gue, sesederhana itu..
For whom has read this part, wether you are a healthy people or you got cancer or anything, let us fight it together. Cross the border. Get out of your box. Life is too short to be wasted with a boring way, we need some vibrates! ciayow!
-aini-
psoriasis' bestfriend
Senin, 11 April 2016
Move out
Akhir bulan nanti insyaAllah gue bakal pindah kerumah dinas yang disponsori yayasan sekolah. Semoga jadi awal yang lebih baik lagi, amiin..
Tawaran rumah dinas udah gue peroleh dari akhir tahun lalu, namun gue masih ogah-ogahan. Merasa masih dalam kenyamanan, merasa belum siap untuk pindah. Padahal rumah dinas notabene lebih bagus keadaannya ketimbang rumah yang gue kontrak.
Butuh waktu hampir 6 bulan sampai gue memutuskan untuk menerima tawaran rumah dinas tersebut, itu pun setelah berulang kali di tawari oleh yayasan. *sok jual mahal padahal sih* :p
Gue menunggu siap, lahir batin. Baru gue bisa pindah.
Karena pindah rumah bukan sekedar ngangkut barang, tapi sekian proses adaptasi yang mesti dilakukan dari awal. Menyamankan diri dengan rumah baru, beramah tamah dengan tetangga baru dan lain sebagainya. Gue ngga mau sampai si rumah baru merasa dia hanya jadi pelampiasan aja. *gagal fokus*
Kasus yang sama selaras dengan polemik percintaan.
Buat gue, seseorang yang katanya belum bisa move on adalah orang yang merasa belum siap untuk menempati hati yang baru. Hanya ajaaa, sering di kamuflase dengan alasan-alasan ribet semacam "aku terlalu sayang dia", "kami sudah terlalu lama pacaran, kenangannya udah bisa dibikin sinetron Tukang Bubur Na*k Haji", "ngga ada yang bisa menggantikan dia", "gue ngga bisa lupain bau keteknya" dan alasan teoritis semacam itulah.
Gue rasa, ini cuma masalah waktu.
Yang berbeda hanyalah, sebagian populasi tuna asmara ini butuh waktu yang cukup lama untuk bisa menerima hati yang baru, sebagian lagi hanya butuh waktu singkat.
Langkah yang perlu dilakukan hanyalah dengan ikhlas. Mengikhlaskan si dia dan mengikhlas hati untuk dapat menerima seseorang yang tentunya jauh lebih baik. Bukalah pintu pertemanan selebar-lebarnya, perpanjang tali silahturahmi. Semoga beruntung!
:)
It took me several years to stay at the same place. Wether its really hurts and bored, I chose to stay. Wether I know it won't be the same, I chose to stay.
Then I know, and I realize.
My prince charming has been waiting for me, there.
Wether I was not really good to him, he chose to stay. Wether I got mad many times, I was being so annoyed and maybe rude. He chose to stay.
I think it's the time.
Wait a minute partner, let me pack up everything with nothing left.
Till the time, please stay there, could you? :)
Tawaran rumah dinas udah gue peroleh dari akhir tahun lalu, namun gue masih ogah-ogahan. Merasa masih dalam kenyamanan, merasa belum siap untuk pindah. Padahal rumah dinas notabene lebih bagus keadaannya ketimbang rumah yang gue kontrak.
Butuh waktu hampir 6 bulan sampai gue memutuskan untuk menerima tawaran rumah dinas tersebut, itu pun setelah berulang kali di tawari oleh yayasan. *sok jual mahal padahal sih* :p
Gue menunggu siap, lahir batin. Baru gue bisa pindah.
Karena pindah rumah bukan sekedar ngangkut barang, tapi sekian proses adaptasi yang mesti dilakukan dari awal. Menyamankan diri dengan rumah baru, beramah tamah dengan tetangga baru dan lain sebagainya. Gue ngga mau sampai si rumah baru merasa dia hanya jadi pelampiasan aja. *gagal fokus*
Kasus yang sama selaras dengan polemik percintaan.
Buat gue, seseorang yang katanya belum bisa move on adalah orang yang merasa belum siap untuk menempati hati yang baru. Hanya ajaaa, sering di kamuflase dengan alasan-alasan ribet semacam "aku terlalu sayang dia", "kami sudah terlalu lama pacaran, kenangannya udah bisa dibikin sinetron Tukang Bubur Na*k Haji", "ngga ada yang bisa menggantikan dia", "gue ngga bisa lupain bau keteknya" dan alasan teoritis semacam itulah.
Gue rasa, ini cuma masalah waktu.
Yang berbeda hanyalah, sebagian populasi tuna asmara ini butuh waktu yang cukup lama untuk bisa menerima hati yang baru, sebagian lagi hanya butuh waktu singkat.
Langkah yang perlu dilakukan hanyalah dengan ikhlas. Mengikhlaskan si dia dan mengikhlas hati untuk dapat menerima seseorang yang tentunya jauh lebih baik. Bukalah pintu pertemanan selebar-lebarnya, perpanjang tali silahturahmi. Semoga beruntung!
:)
It took me several years to stay at the same place. Wether its really hurts and bored, I chose to stay. Wether I know it won't be the same, I chose to stay.
Then I know, and I realize.
My prince charming has been waiting for me, there.
Wether I was not really good to him, he chose to stay. Wether I got mad many times, I was being so annoyed and maybe rude. He chose to stay.
I think it's the time.
Wait a minute partner, let me pack up everything with nothing left.
Till the time, please stay there, could you? :)
-aini-
ready to go, ready to move out
Langganan:
Postingan (Atom)