Senin, 30 September 2013

18 Hati untuk Lunto Timur



Menyamakan visi dan misi dari 18 kepala itu bukanlah hal yang mudah, masing-masing pribadi punya ritme hidup yang berbeda, cara pandang dan tipe loyalitas yang juga berbeda. Mungkin hal ini juga yang sebenarnya menjadi inti dari KKN, bagaimana berinteraksi dengan sesama rekan KKN, bagaimana beradaptasi dengan lingkungan baru dan sekaligus berbaur untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat dari bangku kuliah.
Kami adalah 18 orang terpilih yang disatukan oleh program KKN dari berbagai fakultas dan tidak saling mengenal satu sama lain, 18 orang yang terdiri dari 9 kaum adam dan 9 kaum hawa. Awalnya sulit membayangkan akan tinggal bersama lebih kurang 50 hari dengan mereka yang sama sekali asing buat saya. Namun sejak di amanatkan untuk menjadi sekretaris nagari, saya sudah bertekat untuk selalu memulai komunikasi yang baik dengan 17 teman lainnya. Hal yang paling sulit adalah membuka komunikasi antar kami, saat rapat juga minim pendapat dari rekan yang lain. Semua pendiam, kaku, pemalu, dan akhirnya selalu menyelaraskan pendapat dengan ketua.
Tanggal 3 juni KKN resmi dimulai. Kost-an saya pun resmi diangkat menjadi tempat mengumpulkan semua perlengkapan KKN, teras kost-an juga mendadak padat dengan semua atribut KKN. Saat berangkat, dengan berbekal doa dan gaya “sok dekat , sok akrab” , Alhamdulillah kami sampai juga ditujuan dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Setibanya disawahlunto, kami harus mengikuti serangkaian acara penyambutan mahasiswa KKN di kantor walikota Sawahlunto dengan beberapa kelompok teman dari nagari lain yang juga akan KKN didaerah sawahlunto.
Menjelang sore, perjalanan akhirnya dilanjutkan ke lokasi KKN kami. Resiko yang harus dihadapi adalah jalan menuju lokasi yang naik turun dan membuat sebagian dari kami mengalami “mabuk darat”, dan saya adalah salah satu korbannya. Setibanya di Nagari Lunto Timur, kami disambut hangat dengan kepala desa dan beberapa perangkat desa lainnya, hanya butuh waktu sekitar 5 menit berjalan kaki kami sudah bisa sampai di rumah ibu, rumah yang akan kami tumpangi untuk 50 hari kedepan, sedangkan untuk tempat tinggal rekan-rekan kaum adam dinamakan dengan goduang, dibutuhkan waktu sekitar 15 menit lagi untuk sampai ke goduang tersebut.
Suasana kikuk adalah hal pertama yang saya rasakan, bagaimana tidak? Belum lagi beradaptasi dengan teman KKN, sekarang langsung dihadapi dengan tempat tinggal sepaket dengan berpuluh-puluh warga desa Lunto Timur yang sama sekali asing bagi saya. Tapi ya, inilah KKN. Kuliah Kerja Nyata. Dari awal, parameter saya bukanlah tentang seberapa berhasil praktek kimia yang dapat saya uji cobakan nanti, tapi seberapa banyak golongan dari warga desa ini yang dapat saya rangkul bersama-sama, seberapa kuat tali persahabatan yang dapat terbentuk, dan seberapa berat akhirnya nanti warga desa lunto timur ini melepas kepulangan kami. Saya rasa hal itu jauh lebih berharga untuk dijadikan target dari bentuk kesuksesan KKN ini.
Ternyata tidak butuh waktu lama untuk berbaur dengan teman-teman seperjuangan KKN, sifat asli perlahan mulai terbongkar. Beberapa teman yang dulunya terlihat kalem, pendiam, kalau mau mengajukan pendapat saja terbata-bata, ternyata justru mereka adalah titisannya sule, autis stadium akhir! Hahahaha..
Kalau boleh jujur, bisa jadi saya adalah orang yang paling bahagia saat mengenal mereka semua. Seakan kami sudah saling kenal lama, seolah tidak ada jarak yang membuat kami sungkan. Semua kami kerjakan bersama-sama dan selalu diselingi tawa. Satu hal yang pasti akan dirindukan adalah saat makan bersama. Kami sebagai kaum hawa, akan selalu setia menunggu rekan-rekan adam kami datang. Setiap harinya kami seperti berlatih untuk menjadi calon istri yang baik, makanan untuk mereka selalu sudah tersaji dengan rapi. Untuk urusan perut kami selalu berikan yang terbaik. Hahaha.. momen saat makan bersama tidak akan pernah luput dari rebutan kerupuk, rebutan gorengan, dan sebagainya. Seberapa banyakpun makanan yang tersedia, sudah pasti dilahap habis. Kadang suka heran dengan ukuran lambung pria-pria ini.
Namun seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, kurang komplit rasanya persahabatan kami jika hanya berjalan mulus-mulus saja. Kami juga pernah berantem, pernah menangis, pernah ngambek, ketua bahkan pernah membatalkan rapat karena galau hahaha.. kalau diingat-ingat lagi sebenarnya yang jadi pemicu masalah hanyalah hal-hal kecil. Tapi itu semua hanyalah pemanis dalam KKN kami. Semua masalah dapat diatasi dan justru mempererat kebersamaan kami.
Sudahkah kalian melihat sekelompok pria dewasa, tampang sangar, bodi kekar menangis terisak-isak? Saya dan 7 rekan hawa lainnya sudah! Mungkin ini akan jadi fenomena yang tergolong langka dalam hidup saya. Hal ini terjadi tanggal 22 Juni 2013, hari dimana akhir dari KKN kami. Saya yang sebelumnya memang sudah muram, tiba-tiba kaget ketika melihat salah satu rekan adam kami menangis dalam pelukan warga Lunto. Keharuan memuncak saat perpisahan dengan ibu dan keluarga. 8 orang rekan-rekan adam kami mulai menitikkan air mata, beberapa bahkan menangis terisak. Siapa sangka, kaum pria yang diidentikkan “pantang menangis”, hari ini telah meruntuhkan pepatah tersebut.
“Hati mungkin memiliki dinding yang kuat, tetapi ketika  rasa memiliki telah menjadi lebih besar dari sebelumnya, saat kasih sudah lebih kuat dari biasanya, maka dinding hati tersebut bisa saja roboh, bahkan untuk hati kaum pria seperti mereka..”
KKN telah memberikan banyak arti bagi saya dan semua rekan-rekan lainnya. Bukan kami yang banyak memberikan ilmu kepada warga, tapi justru kami yang belajar sangat banyak dari mereka. Tentang apa itu kerja keras, ikhlas, sederhana, dan bersyukur atas sekecil apapun nikmatNya.
Terimakasih BP KKN untuk semua kesempatan. Terimakasih ibu wet sebagai DPL. Terimakasih rekan-rekan KKN tercinta, dan terimakasih yang paling dalam untuk semua warga Lunto Timur, Sawahlunto.

 -aini-
doing this paper in order to finish her KKN's task
some of them aren't based on true story
we are not such that lovely after KKN is over
but ssst.. it's our secret, readers :')

hi all bondai, I miss US!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Every Moment is a Gift ~ Blogger Template by Ipietoon Blogger Template