hujan yang mengguyur memaksa pejalan kaki seperti kami untuk berteduh.
entah berawal dari mana dan siapa, obrolan mulai mengarah pada KKN yang akan datang.
saat dimana aku dan dia akan terpisah jarak hampir dua bulan, meski sampai saat ini aku masih selalu berharap daerah kami berdekatan, tapi biarlah Sang Pengatur yang mengaturnya.
ada sesak yang menyusup, ada rindu yang pasti memenjara, dan ada kesetiaan yang di uji.
cengkrama yang tadinya ringan, mulai terdengar serius.
ada cemas di wajah kami, selipan ketakutan tak lagi bisa ditutupi.
dan lalu, dia menguatkanku. meyakinkan bahwa kita hanya perlu saling percaya, menjaga, dan komunikasi.
terdengar mudah, tapi aku yakin tidaklah semudah itu pada saatnya nanti.
tapi aku yakin Tuhan-lah satu-satunya yang dapat ku percayai.
jika Ia sudah menyisipkan kasihNya dihati kami, pasti Ia juga mau membantu untuk mengikat erat kedua hati ini :')
dan malam tadi, ditengah libur yang indah ini.
dia menelpon, kami bercerita tentang KITA.
rasanya sudah lama sekali tidak saling menginstropeksi, saling membuka cela, dan aku rindu itu.
sifat lamanya muncul, sifat yang sedikit-rendah-diri.
dia mulai membandingkan dirinya dengan lelaki dan pacar perempuan lain (yang menurutnya) selalu bisa memberikan apapun permintaan pasangannya.
dia mulai merasa tidak bisa jadi yang terbaik bagiku.
ayolah,
kamu tau aku bukan tipe perempuan seperti itu, aku perempuan-mu.
kamu tidak lagi bermotor, bagiku itu mengajarkan kita kesederhanaan.
kamu tidak mengajakku malam minggu, bagiku kamu mengajarkan cara menjaga kesehatan, tidak tercemari angin malam.
kamu tidak mentraktirku makan, bagiku itulah cara agar kita jadi pasangan yang tidak saling memanfaatkan.
aku menikmati setiap waktu kita, nasi bungkus yang kita makan berdua.
aktivitas belanja untuk bursa, menemanimu ke tempat sablon.
aku suka dengan segalanya.
aku perempuan-mu, sayang.
tidak akan berubah menjadi perempuan lain.
percayalah :)
-disela waktu merindukanmu-
.jpg)
0 komentar:
Posting Komentar